PANIAI,New-network24.com-Masyarakat Papua Barat Paniai Wissel Mereng: Peringatan Hari Kasus Pelanggaran HAM Berat di Paniai, 8 Desember 2014 – 8 Desember 2024 Paniai, Papua Barat – Pada hari ini, 8 Desember 2024, masyarakat Papua Barat memperingati satu dekade tragedi Paniai Berdarah, sebuah peristiwa kelam yang menorehkan luka mendalam di hati rakyat Papua. Tragedi yang terjadi pada 8 Desember 2014 di Lapangan Karel Gobai, Kabupaten Paniai, masih meninggalkan kenangan pahit dan seruan keadilan yang belum sepenuhnya terpenuhi.
Hari ini, ribuan masyarakat di Paniai dan berbagai daerah lain di Papua berkumpul dalam doa dan aksi damai, membawa pesan utama: Melawan Melupakan. Peringatan ini bukan hanya untuk mengenang para korban, tetapi juga sebagai pengingat bahwa perjuangan menuntut keadilan atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masih jauh dari selesai.
Korban Jiwa Tragedi Paniai Berdarah
Peristiwa 8 Desember 2014 mencatat hilangnya nyawa lima pelajar SMA yang tewas tertembak di lapangan umum. Nama-nama mereka kini menjadi simbol perjuangan:
- 1. Yulianus Yeimo (Siswa SMA)
- 2. Apunus Gobay (Siswa SMA)
- 3. Simon Degei (Siswa SMA)
- 4. Abia Gobai (Siswa SMA)
- 5. Alpius You (Siswa SMA)
Kelima korban ini meninggal dunia akibat tembakan peluru tajam yang diduga berasal dari aparat keamanan pemerintah. Insiden ini terjadi di tengah aksi protes masyarakat yang saat itu menuntut penyelesaian berbagai kasus pelanggaran HAM di Papua.
Kronologi Singkat Peristiwa
Pada hari itu, ratusan warga berkumpul di Lapangan Karel Gobai untuk menyuarakan kekecewaan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan aparat. Namun, situasi memanas, dan bentrokan tak terhindarkan. Aparat keamanan yang bertugas diduga melepaskan tembakan ke arah kerumunan, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.
Meski pemerintah telah membentuk tim investigasi dan mengakui adanya pelanggaran, hingga kini proses hukum terhadap pelaku dianggap stagnan. Keluarga korban terus mendesak agar kasus ini diselesaikan secara adil, namun keadilan terasa sulit digapai.
Pesan dan Harapan Masyarakat
Dalam aksi damai hari ini, sejumlah tokoh adat, agama, dan masyarakat menyampaikan harapan agar pemerintah tidak melupakan tragedi ini. Mereka menuntut langkah nyata, bukan sekadar pernyataan.
“Luka kami tidak akan sembuh sampai keadilan ditegakkan. Tragedi ini bukan hanya soal korban, tapi soal keberanian melawan ketidakadilan di tanah kami,” ujar seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
Selain aksi damai, peringatan ini juga diisi dengan doa bersama, pemasangan lilin, dan orasi yang menekankan pentingnya menjaga ingatan kolektif terhadap peristiwa ini. Pesan-pesan seperti “Jangan Lupakan Paniai” dan “Keadilan untuk Korban” terpampang di spanduk yang dibawa oleh peserta aksi.
Refleksi 10 Tahun: Apa yang Telah Berubah?
Sepuluh tahun berlalu, namun luka yang ditinggalkan tragedi Paniai Berdarah masih membekas. Berbagai lembaga HAM, baik lokal maupun internasional, telah mendesak pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan kasus ini sesuai hukum internasional.
Namun, upaya tersebut seringkali dihadapkan pada tantangan besar, mulai dari minimnya transparansi hingga dugaan impunitas bagi para pelaku.
New-network24.com akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan bahwa suara masyarakat Papua, khususnya keluarga korban, tetap terdengar hingga keadilan dapat ditegakkan.
Paniai, 8 Desember 2024
New-network24.com, melaporkan langsung dari Papua Barat.