New-network24.com – kontak Tembak Satgas Yonif 509/BY dengan OPM di intan jaya Papua tengah : di duga Satu anggota OPM tewas, Pihak Keluarga Bantah Klaim Keanggotaan OPM.
Munculnya dua versi yang berbeda
Versi Keamanan TNI-Polri
Intan Jaya, 8 Desember 2024
Kontak tembak terjadi antara tim Birman 1 Satgas Yonif 509/BY dengan kelompok bersenjata yang diduga OPM (Organisasi Papua Merdeka) pada Minggu (8/12/2024) pukul 12.00 WIT. Insiden ini terjadi di sekitar Pos Taktis (PTA) Kelelawar 3 di Holomama, Intan Jaya, Papua. Berdasarkan laporan resmi, satu orang anggota OPM Kodap VIII Kemabu-WPA bernama Julius Sani tewas dalam peristiwa ini.
Fakta Kronologi:
1. 10.55 WIT – Terpantau tiga orang mencurigakan mengintai lokasi PTA Kelelawar 3. Setelah tembakan peringatan dilepaskan, mereka melarikan diri.
2. 11.35 WIT – Tim Birman 1 bergerak melakukan pembersihan ke lokasi tersebut, yang memicu gangguan dari kelompok OPM. Kontak tembak pun terjadi.
3. 12.00 WIT – Tim QRF tiba di lokasi dan memperkuat pengejaran hingga menemukan Julius Sani tewas dengan luka tembak di dada.
4. 18.15 WIT – Identifikasi jenazah dilakukan, dan Julius diketahui tergabung dalam kelompok OPM pimpinan Hengky Sani.
Keuntungan dan Kerugian:
Keuntungan : Satu anggota OPM dinetralkan.
Kerugian : Tidak ada korban jiwa maupun kerusakan material di pihak keamanan.
Analisis Keamanan:
Satgas menduga kelompok OPM memanfaatkan kerusuhan terkait pemilu di wilayah tersebut untuk menyerang titik-titik pengamanan strategis. Julius Sani sendiri telah diinterogasi sebelumnya terkait keanggotaan OPM, meski sempat dilepaskan karena kurangnya bukti.
Versi Pihak Keluarga Korban
Intan Jaya, 9 Desember 2024
Pihak keluarga Julius Sani membantah klaim yang menyebut Julius adalah anggota OPM. Dalam pernyataannya, Oktto Sani, keluarga korban, menegaskan bahwa Julius adalah warga sipil biasa yang tidak terlibat dalam aktivitas kelompok bersenjata.
Kronologi singkat Versi Keluarga:
Menurut Oktto, Julius bersama dua orang lainnya, Sitinus Sani dan seorang yang belum diketahui identitasnya, ditangkap oleh Satgas Yonif 509/BY pada Minggu pagi, 8 Desember 2024. Julius kemudian ditemukan tewas dengan luka tembak, sementara dua rekannya dilepaskan.
Oktto menuding Julius dibunuh saat berada dalam pengawasan Satgas. Ia juga mengkritik keterlambatan evakuasi jenazah korban ke Puskesmas Sugapa. Pihak keluarga baru menerima informasi terkait kematian Julius pada Senin pagi (9/12/2024), saat jenazah akan diserahkan untuk dimakamkan secara adat.
Pernyataan Keluarga:
“Kami membantah Julius adalah anggota OPM. Dia warga sipil biasa. Penembakan ini tidak berdasar, dan kami berharap ada kejelasan dari pihak keamanan,” kata Oktto Sani melalui sambungan telepon dengan redaksi.
Oktto menambahkan bahwa keluarga sangat berharap adanya investigasi independen untuk keadilan. “Kami berharap tim investigasi dari Kementerian HAM dapat mengunjungi kami dan melakukan penyelidikan yang adil dan transparan. Kami ingin kejelasan, karena kami tidak ingin kejadian ini berulang,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan harapan besar keluarga agar kejadian ini tidak menambah rasa ketakutan di masyarakat. “Rakyat Indonesia, terutama kami di Intan Jaya dan seluruh Papua, berharap agar keamanan yang diberikan oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian tidak sampai menghilangkan nyawa masyarakat. Kami ingin keamanan yang menjunjung tinggi hak hidup,” tambah Oktto.
Oktto juga menyoroti bahwa konflik semacam ini di Intan Jaya bukan kali pertama mengorbankan nyawa orang tak berdosa. “Ini sudah menjadi kejadian yang berulang dan menambah korban jiwa. Kami meminta agar pihak yang berwenang segera mengambil alih dan menyelesaikan masalah ini dengan tegas dan adil, demi keamanan dan kedamaian masyarakat Intan Jaya dan Papua,” kata Oktto dengan penuh harap.
Peristiwa ini memunculkan dua versi yang bertolak belakang: pihak keamanan menyebut Julius sebagai anggota OPM, sementara pihak keluarga bersikeras ia adalah warga sipil. Kasus ini menambah kompleksitas situasi keamanan di Intan Jaya yang tengah diwarnai konflik politik dan gangguan kelompok bersenjata.
[Reporter : fhery Sani]
- newnetwork24.com
- [Editor : Melek Bagau]