Mimika, 10 Desember 2024 New.net24.com– Sebanyak 25 orang korban kericuhan antar pendukung pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, telah dievakuasi ke RSUD Mimika, Kabupaten Mimika. Kejadian kericuhan tersebut berlangsung pada Sabtu, 7 Desember 2024, dan menyebabkan sejumlah orang mengalami luka-luka akibat bentrokan antar kubu pendukung paslon.
Evakuasi korban dilakukan dengan menggunakan pesawat dari Intan Jaya menuju Kabupaten Mimika sejak hari Senin, 9 Desember 2024, hingga Selasa, 10 Desember 2024. Pada hari pertama, 16 orang korban tiba, diikuti oleh enam orang lainnya pada hari berikutnya. Humas RSUD Mimika, Luky Mahakena, mengonfirmasi bahwa saat ini seluruh korban telah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
“Jumlah total pasien yang dirawat di RSUD Mimika adalah 25 orang,” kata Luky saat dihubungi pada Selasa (10/12/2024). Ia juga menambahkan bahwa mayoritas korban menderita luka akibat serangan panah, dengan beberapa di antaranya juga mengalami luka akibat lemparan batu.
Saat ini, delapan orang telah menjalani operasi untuk pencabutan anak panah, dan dua orang lainnya dijadwalkan untuk mendapatkan perawatan serupa. Para korban pertama yang tiba kini dirawat di bangsal RSUD Mimika, sementara sembilan korban lainnya yang baru tiba masih dalam penanganan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Pihak RSUD Mimika mengonfirmasi bahwa pelayanan kesehatan terhadap korban ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Intan Jaya. “Sudah ada surat dari Sekda Pemda Intan Jaya yang menjelaskan bahwa pelayanan pasien menjadi tanggung jawab Pemda Intan Jaya,” lanjut Luky.
Mengingat banyaknya jumlah korban, RSUD Mimika berkoordinasi dengan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) untuk menampung tambahan pasien. “RSUD Mimika sudah penuh, sehingga kami mengarahkan pasien yang datang selanjutnya ke RSMM di Nabire,” ujar Luky. RSMM sendiri telah menerima 22 korban dari kericuhan yang terjadi di Intan Jaya.
Kericuhan yang terjadi pada 7 Desember 2024 ini dipicu oleh dugaan kecurangan dalam proses pemilihan suara, yang menyebabkan kecurigaan bahwa suara salah satu paslon hilang dan tercatat untuk paslon lainnya. Kericuhan ini segera berubah menjadi bentrokan fisik antara pendukung paslon menggunakan senjata tradisional, seperti panah, busur, dan tombak.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Intan Jaya diikuti oleh lima paslon, yakni paslon nomor urut 01 Aner Maisini-Elias Igapa, nomor urut 02 Marten Tipagau-Melianus Belau, nomor urut 03 Apolos Bagau-Tetairus Widigipa, nomor urut 04 Oni Dendegau-Aguni Tapani, dan nomor urut 05 Bernadus Kobogau-Melianus Agimbau.
[Redaksi new-net24.com]